Tingkat Daya Saing Perdagangan Luar
Negri
Menurut World Economic Forum (WEF) yang telah
malakukan survey 139 negara, Indonesia berada pada urutan ke 44 dibawah
Thailand yang berada di urutan 38, Brunei pada urutan ke 28, dan Malaysia pada
urutan ke 26
Daya saing Indonesia masih dibawah negara-negara
tetangga di kawaan Asia Tenggara. Adapun faktor-faktor penyebabnya antara lain:
- Infrastruktur (social overhead
capital)
Dalam
sebuah survey didapatkan bahwa kondisi jalan di Indonesia berada pada urutan ke
84 dunia, pelabuhan urutan ke 96, listrik urutan ke 97, sangat tertinggal kalau
kita bandingkan lagi dengan negara asia tenggara yaitu Malaysia urutan ke 30,
Thailand urutan ke 23 dan singapura berada pada urutan ke 5.
Dengan
kualitas yang demikian akan melemahkan dorongan untuk berusaha atau memperluas
usaha dan juga dapat menghambat investor asing tidak tertarik melakukan
investasi langsung.Mereka lebih tertarik berinvestasi dalam bentuk
portofolio,seperti Surat Utang Negara (SUN). Sekarang ini, arus modal asing
melalui pembelian SUN sebesar Rp 178,5 trilliun.Tetapi modal ini sulit
dipergunakan membiayai sektor riil karena merupakan hot money,dan sebaliknya
dapat menyebabkan bencana apabila sewaktu-waktu penanam modal menarik modalnya.
- Birokrasi pemerintah
Birokrasi
pemerintah sampai saat ini masih belum effisien. Pengurusan ijin-ijin usaha dan
ijin lainya memerlukan waktu yang lama dan harus melalui mata rantai yang
panjang dan masih disertai pungutan-pungutan yang tidak semestinya.
- Kepastian hukum
Salah
satu faktor yang sangat mempengaruhi semangat berusaha dan berkompetisi adalah
kepastian hukum. Iklim usaha yang baik dan semangat bersaing yang fair hanya
dapat dilakukan apabila negara menjamin tegaknya supremasi hukum (rule of law).
- Korupsi
Untuk
negara negara ASEAN, Indonesia masih termasuk negara terkorup. Korupsi di
Indonesia sudah masuk pada semua tingkat birokrasi,dari tingkat paling atas
sampai ke tingkat paling bawah.
- Kualitas sumber daya manusia
Kualitas
sumber daya manusia Indonesia masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain
karena tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat pendidikan tersebut akan
berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas yang rendah pula.Faktor lain
yang menkadi penyebab adalah tingkat kesehatan, karena tingkat ekonomi yang
rendah dan biaya pengobatan yang mahal.
Referensi
:
0 Tanggapan:
Post a Comment