PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
- PENDAHULUAN
Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) dinyatakan secara eksplisit bahwa pembangunan ekonomi merupakan
salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pembangunan
pembangunan ekonomi yang lebih serius dan terencana baik di Indonesia baru
dimulai sejak pelakasanaan rencana pembangunan lima tahun pertama (Repelita 1)
tahun 1969, dan prosesnya berjalan mulus sejak itu hingga krisis ekonomi
menerjang Indonesia tahun 1997/1998; walaupun selama jangka waktu tersebut
Indonesia mengalami beberapa goncangan eksternal seperti merosotnya harga
minyak mentah di pasar Internasional dan apresiasi nilai tukar yen terhadap dolar
AS selama 1980-an. Baru pada saat krisis ekonomi terjadi, pembangunan ekonomi
di indonesia terhenti; bahkan pertumbuhan PDB mengalami negatif tah
Walaupun bukan suat ekonominya, dapat diukur dengan pendapatan nasional (PN)
per kapita. Untuk dapat meningkatkan PN, pertumbuhan ekonomi di ukur dengan
pertumbuhan PDB, menjadi salah satu target penting yang harus dicapai dalam
pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tidak heran jika pada awal pembangunan
ekonomi, umumnya di banyak negara, perencanaan pembangunan ekonomi lebih
berorentasi pada pertumbuhan, bukan distribusi pendapatan memang, untuk negara
seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar, ditambah lagi
dengan kenyataan bahwa pada awal pembangunan (awal era Soeharto) proporsi dari
jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan masih sangat besar,
Pertumbuhan ekonomi sangat penting sebagai prioritas pembangunan jangka pendek.
Tingkat pertumbuhan ekonomi harus lebih besar daripada laju pertumbuhan
penduduk, agar peningkatan pendapatan perkapita dapat tercapai.
ekonominya, dapat diukur dengan pendapatan
nasional (PN) per kapita. Untuk dapat meningkatkan PN, pertumbuhan ekonomi di
ukur dengan pertumbuhan PDB, menjadi salah satu target penting yang harus
dicapai dalam pembangunan
ekonomi. Oleh karena itu, tidak heran jika
pada awal pembangunan ekonomi, umumnya di banyak negara, perencanaan
pembangunan ekonomi lebih berorentasi pada pertumbuhan, bukan distribusi
pendapatan memang, untuk negara seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat
besar, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa pada awal pembangunan (awal era
Soeharto) proporsi dari jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan
masih sangat besar, Pertumbuhan ekonomi sangat penting sebagai prioritas
pembangunan jangka pendek. Tingkat pertumbuhan ekonomi harus lebih besar
daripada laju pertumbuhan penduduk, agar peningkatan pendapatan perkapita dapat
tercapai.
Selain pertumbuhan, proses pembangunan ekonomi
juga akan membawa dengan sendirinya suatu perubahan mendasar dalam struktur
ekonomi. Dari sisi permintaan agregat, perubahan atau yang dimaksud dengan
‘pendalaman struktur ekonomi terjadi terutama di dorong oleh peningkatan
pendapatan. Yang terakhir ini pada giliranya membawa perubahan selera
masyarakat yang
ekonominya, dapat diukur dengan pendapatan
nasional (PN) per kapita. Untuk dapat meningkatkan PN, pertumbuhan ekonomi di
ukur dengan pertumbuhan PDB, menjadi salah satu target penting yang harus
dicapai dalam pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tidak heran jika pada awal
pembangunan ekonomi, umumnya di banyak negara, perencanaan pembangunan ekonomi
lebih berorentasi pada pertumbuhan, bukan distribusi pendapatan memang, untuk
negara seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar, ditambah
lagi dengan kenyataan bahwa pada awal pembangunan (awal era Soeharto) proporsi
dari jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan masih sangat besar,
Pertumbuhan ekonomi sangat penting sebagai prioritas pembangunan jangka pendek.
Tingkat pertumbuhan ekonomi harus lebih besar daripada laju pertumbuhan
penduduk, agar peningkatan pendapatan perkapita dapat tercapai.
Selain pertumbuhan, proses pembangunan ekonomi
juga akan membawa dengan sendirinya suatu perubahan mendasar dalam struktur
ekonomi. Dari sisi permintaan agregat, perubahan atau yang dimaksud dengan
‘pendalaman struktur ekonomi terjadi terutama di dorong oleh peningkatan
pendapatan. Yang terakhir ini pada giliranya membawa perubahan selera
masyarakat yang terefleksi dalam perubaha pola konsumsi nya. Sedangkan dari
sisi penawaran
agregat, faktor-faktor pendorong utama adalah
perubahan/kemajuan teknologi, peningkatan SDM, dan penemuan* material baru
untuk produksi.
- ISI PEMBAHASAN
- PERTUMBUHAN EKONOMI
- Arti Pertrumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan kondisi utama atausuatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap
tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah
setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.
(konsumsi), dari sisi penawaran,
pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber
pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan
kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan
tersebut (cateris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi
pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan. Pemenuhan kebutuhan konsumsi
dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa
dicapai dengan peningkatan output agregat
(barang dan jasa) atau PDB yang terus menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro,
pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB, yang bearti peningkatan PN.
- Konsep Pendapatan Nasional
Ada dua arti dari PN, yakni dalam arti sempit
dan dalam arti luas. Dalam arti sempit PN adalah PN. Dalam arti luas, PN dapat
merujuk ke PDB, atau merujuk ke PNB, atau ke produk nasional netto (PNN).
Sesuai metode yang standar, perhitungan PN diawali diawali dengan perhitungan
PDB. Hubungan antara PDB dan PN dapat dijelaskan melalui beberapa persamaan
sederhana sebagai berikut.
PNB= PDB+F
PNN=PNB-D
PN=PNN-Ttl
Dimana : F pendapatan netto atas faktor luar
negri,
D= Penyusutan; dan Ttl = pajak tak langsung neto (
variabel-variabel lainya telah dijelaskan di dalam teks). Jika tiga persamaan
di gabungkan, akan dapat persamaan berikut.
PDB = PN + Ttl + D – F
Atau
PN= PDB + F – D –Ttl
PDB dapat diukur dengan tiga macam pendekatan,
yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
Dua pendekatan pertama tersebut adalah pendekatan dari sisi penawaran agregat,
sedangkan pendekatan pengeluaran adalah perhitungan PDB adalah jumlah nilai
output (NO) dari semua sektor ekonomi atau lapangan usaha, PDB adalah jumlah NO
dari kesembilan sektor tersebut
PDB = ∑ NO
Oleh sebab itu, dalam pendekataan pendapatan,
PDB adalah jumlah dari nilai tambah bruto (NTB) dari kesembilan sektor
tersebut.
PDB = NTB1 + NTB 2+ ……NTB9
Menurut pendekatan pengeluaran,
PDB = C + I + G+ X –M
- Sumber – Sumber Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari
pertumbuhan pada sisi permintaan agregat (AD) Atau / dan sisi penawaran agregat
( AS). Seperti yang diilustrasikan pada gambar. Titik potong antara kurva
AD dengan kurva AS Adalah titik keseimbangan ekonomi yang menghasilkan suatu
jumlah output agregat (PDB) tertentu dengan tingkat harga umum tertentu. Output
agregat yang dihasilkan di dalam suatu ekonomi (atau negara ) selanjutnya
membentuk PN. Apabila pada periode awal (t=0) adalah Y0, maka yang dimaksud
dengan pertumbuhan ekonomi adalah apabila pada periode berikutnya output= Y1,
yang mana Y1 >Y0.
- Sisi Permintaan Pertumbuhan
Dari sisi AD, pergeseran kurvanya ke kanan
yang mencerminkan peningkatan permintaan di dalam ekonomi terjadi karena PN.
Yang terdiri dari permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah,
meningkat,. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sisi AD (penggunaan PDB)
terdiri dari empat komponen: konsumsi rumah tangga.investasi, konsumsi. Sisi AD
di dalam suatu ekonomi bisa digambarkan dalam suatu model ekonomi makro
sederhana sebagai berikut.
Y= C+I+G+X-M
C= Cy+Ca
I=-ir+Ia
G=Ga
X=Xa
M=My+Ma
- Sisi penawaran Agregat
Faktor produksi dapat ditulis dalam suatu
fungsi sederhana sbb:
Q= f (X1,X2,X3,…….Xn)
Dimana Q mewakili volume output
dan,X1,X2,X3……Xn adalah volume dari faktor* produksi yang digunakan untuk
menghasilkan output tersebut.
C.Teori-teori dan Model-model Pertumbuhan
a. teori dan model pertumbuhan ekonomi (di lihat dari sisi AS/
produksi), yakni teori neoklasik dan teori modern.Dalam kelompok teori neoklasik , faktor* produksi
dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan output adalah jumlah L dan K;
yang terakhir ini bisa dalam bentuk keuangan dan barang modal(seperti mesin).
b.Teori Modern dan Model Pertumbuhan Endogen
Dalam teori modern, faktor* produksi yang
krusial tidak hanya L dan K, tetapi juga perubahan T ( yang berkandung di
dalam barang modal atau mesin), E kewirausahaan (kw), bahan baku (bb) dan
material (MT).
Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok
teori modern tersebut, ada sejumlah perbedaan yang mendasar dengan
kelompok teori neoklasik. Di antaranya adalah yang mencakup L,K, dan Kw. Dalam
kelompok teori ini kualitas L lebih penting daripada kuantitas nya.
Di dalam modelnya , laju pertumbuhan
keseimbangan (waranted growth) yang membuwat besarnya S Yang direncanakan
ditetapkan selalu sama dengan besarnya I yang direncanakan yaitu:
sYt =ICOR(Yt-Yt-1)
(Yt-Yt-1)/Y=s/ICOR
Pada model ekonomi makro dari IBII (2000)
diasumsikan bahwa faktor produksi yang menenyukan kapasitas produksi di
Indonesia adalah jumlah K, karena faktor L di Indonesia (terutama berasal
dari sektor pertanian) cukup melimpah.
Berdasarkan asumsi ini, maka perubahan
kapasitas produksi tergantung pada perubahan kapital (IBII,2000) :
∆cap = (1/k)*∆K
Dimana :
Cap = kapasitas produksi atau potensial output
K= rasio output modal (COR ) yang mengukur
tingkat efisien penggunaan K.
Dilain pihak, di dalam model makro ini K pada
tahun tertentu (t) di definisikan sebagai penjumlahan stok K tahun lalu (t-1)
dan 1 bersih :
K(t)=k(t-1)+(i-s)
Dimana:
I=i kotor
S=pengurangan K
Pemotongan K adalah K yang sudah tidak
memiliki nilai ekonomis karena output yang dihasilkan lebih kecil daripada
biaya produksinya. Dengan melakukan substitusi persamaan di peroleh :
∆cap= (1/k)*(i-s)
c.Pertumbuhan TFP
Berdasarkan studi-studi emperis mengenai
pertumbuhan ekonomi dan sumber-sumbernya , pack n dan page menyatakan
bahwa terdapat 2 sumber utama pertumbuhan, yakni pertumbuhan yang bersumber
dari peningkatan (investment –driven growth) dan pertumbuhan yang di dorong
oleh peningkatan produktivitas (produktivity-driven growth).
Sumber pertumbuhan output yang berasal dari
peningkatan produktivitas dan input-input produksi dapat dihitung secara
persial,
Ln Yt=LnTt+Ī±Ln Kt+Ī²LnKt +Ī²LnLt
Dapat di rumuskan kembali sebagai berikut.
Ln Yt = Ln Tt + (1-Ī²)Ln Kt + Ī² Ln Lt
= Ln Tt+LnKt+Ī² (Ln Lt-Ln Kt)
Ln Yt-Ln Kt= Ln Tt +Ī² (Ln Lt-Ln Kt)
Ln(Yt/Kt)= Ln Tt +Ī² Ln (Lt/Kt)
Yt/Kt = Tt(Lt/Kt)Ī²
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan
nasional
Produk
Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan nasional merupakan salah satu
ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
Produk
Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Produk
Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi
peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran
sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun
relatif kecil.
Pendapatan
Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh daripersonal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak
langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya
harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Penghitungan
Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya
pendapatan nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu:
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa,
bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama
satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang
diberikan kepada perusahaan.
Pendekatan
produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstratif ,jasa, dan niaga selama satu
periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasadan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah
jadi).
Pendekatan
pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment),
dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah
sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB
riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun,
sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya
berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Manfaat
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode,
perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya
untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara
industri, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan
nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau
agraris, jepang merupakan negara industri singapura termasuk negara yang unggul
di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga
dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian
terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan,
industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk
membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan
perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan
kebijakan pemerintah.
Faktor yang memengaruhi
Permintaan
dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat
harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa
yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaa dengan tingkat
harga tertentu
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan atau
penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan
pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan
kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang
selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat
penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
Konsumsi dan
tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang
dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari
pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan,
dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan yang membahas tingkah laku
masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah
satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
- KESIMPULAN
Dalam pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa
penyebab utama berubahnya krisis rupiah menjadi suatu krisis
ekonomi paling besar yang pernah dialami Indonesia karena buruknya
fundamental ekonomi nasional. Sedangkan lambatnya proses pemulihan ekonomi
nasional lebih disebabkan oleh kondisi politik,sosial, dan keamanan di dalam
negri yang kenyataannya sejak reformasi dicetuskan. Sedangkan faktor eksternal
yang sangat berpengaruh terhadap prospek perekonomian Indonesia adalah prospek
perekonomian dan perdagangan dunia, Faktor eksternal lainya yang harus
diperhitungkan dalam memprediksi prospek pertumbuhan ekonomi adalah kondisi
politik global, Tingginya resiko negara di Indonesia membuat arus
investasi asing ke dalam negeri cenderung terus menurun.
Berdasarkan pembahasan ini, mereka
memperdebatkan angka-angka estimasi mengenai pertumbuhan TFP di banyak studi-studi
emperis lainya yang cenderung berlebihan,
Indikator dapat menunjukan kondisi kesejahteraan yang
sebenarnya, bisa saja tingkat pendapatan di suatu negara tinggi namun sebagaian
besar (misalnya lebih dari 50%) dari pendapatan nasional negara tersebut
dinikmati oleh hanya sebagian kecil (kurang 50%) dari penduduknya. Hal ini
dapat dilihat dari target pertumbuhan yang selalu ditetapkan pemerintah secara
eksplesit disetiap penyusutan replita. Walaupun dalam kenyataanya pada setiap
akhir replita realisasi pertumbuhan tidak selalu sama seperti target yang
ditetapkan sebelumnya , kadang-kadang lebih tinggi , kadang-kadang lebih karena
kondisi internal atau eksternal yang saat itu tidak terlalu kondusif. Jika
misalnya, laju pertumbuhan ekonomi 7%, sedangkan laju pertumbuhan penduduk 2%,
maka laju pertumbuhan pendapatan perkapita 5%. Apabila ekonomi mengalami
resesi, misalnya kontraksi 3%, dengan laju penambahan penduduk 2%, pendapatan
perkapita mengalami kontraksi sebesar 5%. Saldo yang mencakup netto ekspor disebut
saldo transaksi berjalan di neraja perdagangan barang dan jasa. Selain itu,
saldo transaksi berjalan juga mencakup transaksi keuangan “satu arah”,
seperti dana bantuan dari luar negeri dan penerimaan bunga tabungan
/dividen dari Investasi di luar negeri. Dalam kata lain, di dalam perdagangan
internasional, Indonesia adalah Price taker , artinya Indonesia tidak bisa menetapkan sendiri harga untuk
produknya. Dalam komoditi-komoditi tertentu, Indonesia juga sebagai output
taker karena Indonesia tidak bisa menentukan sendiri berapa besar produksinya.
Sumber : Dr. Tulus T.H. Tambunan
: wikipedia Indonesia
0 Tanggapan:
Post a Comment