Survey
and Maping
Sun,
Jul 13, 2014
Pdt.
Petrus Agung Purnomo
Ada
banyak anak-anak Tuhan yang terima janji Tuhan yang luar biasa. Tapi banyak
yang tidak menerima kenyataan itu. Tuhan tidak pernah salah. Kalau ada yang
meleset dari yang kita pikir kita terima selalu kita yang salah. Kalau Tuhan
salah maka semua akan berantakan. Kejar diri kita sendiri, dimana kesalahan
kita. Bagaimana kita bersikap dalam menghadapi kesulitan. Orgenaize dan don't
orgenize. Ketika menghadapi apapun cepatlah atur dan kendalikan semua, jangan
hanya teriak-teriak kesakitan. Biasanya kita langsung berkata Tuhan tolong, pak
pendeta tolong. Segala yang dihadapi jangan dalam kepanikan. Kepanikan membuat
kita tidak bisa kemana-mana sehingga kita tidak jadi pemenang.
Kalau
kita baca kitab Yosua pasal 8, seluruh tanah Kanaan sudah mereka tahlukkan.
Masih ada 7 suku yang belum mendapatkan tanah Kanaan. Pada waktu itu Yosua
marah kemudian menegur mereka. Yosua pada awalnya berkata kamu malas. Malas
artinya seperti memperlambat semuanya. Ketika naik mobil dan mencari alamat
seseorang maka akan dipelankan. Bukan malas tapi pelan. Seluruh dunia Tuhan
percayakan kepada bahtera. Yosua berkata masing-masing suku beri 3 orang.
Disuruhlah untuk survay dan maping. Semua yang dimaping diperhadapkan kepada
Tuhan. Untuk kita bisa menjarah kuat maka kita harus surve dan maping.
Kumpulkan data dan pemetaannya.
2
Raja-Raja 7:1-
Kusta
merupakan penyakit karena kutuk. Tidak ada obat kecuali mujizat. Mereka harus
diasingkan. Keadaan disana sangat kelaparan. Ada ibu yang merebus anaknya
karena tidak ada makanan. Bahkan kotoran merpati saja laku karena memang tidak
ada makanan. Orang-orang kusta survay dan maping. Begitu mereka survai maka
hasilnya disini mati, disana mati sambil makan kotoran atau di Aram kalau
beruntung bisa makan, kalau tidak maka mati. Banyak orang kristen sering
menyerah, hanya teriak minta tolong.
Kanaan
terbuka untuk kita, maukah kita surve dan maping. Setelah kita menang di roh
maka yang harus kita lakukan adalah surve dan maping. Teriakan kita hanya akan
menambah sengsara. Lebih baik kita berhitung, kesini seperti ini, kesini
seperti ini, kesini seperti ini. Timing dan cara harus hikmat dan tepat. Mereka
harus pergi saat sore remang-remang. Ketika siang bolong terlihat mereka kusta
maka akan dilempar tombak karena orang sehat tidak boleh gaul dengan orang
kusta. Mereka pergi sore karena mereka berfikir orang akan mengira mereka hanya
pengemis yang butuh makanan jadi tidak kelihatan orang kalau mereka kusta.
Ketika kita tidak untung terus menerus maka koreksi diri sendiri, apa yang
salah dalam diri kita.
Banyak
orang berkatalah ya inilah saya. Tapi ada orang-orang yang terus belajar. Kalau
kita mengerjakan tugas yang Tuhan suruh maka Tuhan campur tangan. Survai ukuran
iman, hitung uang, kecuali itu rhema dari Tuhan, semuanya harus step by step.
Harus takar kemampuan iman kita. Ukuran iman bisa bertambah besar. Yang sulit
adalah langkah awal, olehnya atur/orgenize.
Survai
dan maping bukan hanya diluar/lingkungan tapi di hati juga, yang terutama
adalah hitung reaksi Tuhan. Jangan kita hanya teriak-teriak minta tolong tapi
harus survai dan maping. Banyak orang yang tidak hitung demi gengsi. Jangan
panik, jangan bimbang. Duduk dekat Tuhan maping dan hadapkan ke Tuhan. Semua
serahkan kepada Tuhan, itu yang membuat kita akan menang. Roh Kudus akan ajari
ini itu sehingga semuanya akan mudah.
Ketika
Tuhan memberi makan 5000 orang, Tuhan berkata kamu harus memberi mereka makan.
Mereka berkata yang ada hanya 200 dinnar tidak cukup. Tuhan survai apa yang
ada. Cuma 5 roti dan 2 ikan. Tuhan suruh duduk berkelompok ada 50 dan 100. Ada
kecerdasan ilahi. Kenapa harus kelompok? Supaya bisa lebih tenang. Untuk bagi
roti mereka bisa jalan. Tidak ada terjadi ribut. Ada jarak antar kelompok, itu
jalan untuk membagi roti. Banyak orang mau diberkati tapi tidak ada
infrastruktur dalam hidup kita.
Diposkan
oleh Yehezkiel Elyon Sadar Wusono
0 Tanggapan:
Post a Comment