Bandung, 17 November 2014 (Ev. Iin Tjipto)
SEMINAR KARAKTER (1)- AOC BANDUNG
17 NOVEMBER 2014
By: Ev Iin Tjipto
Dalam segala hal, ada perhitungannya, yaitu 20% dipikirkan benar-benar, dipertimbangkan, 30% peperangan, 20% di set di alam Roh, 30% kerja. Sesibuk apapun kita, waktu semepet apapun, pentingkan yang di Roh dibandingkan dengan yang di jasmani. Kalau kita serahkan semuanya kepada Tuhan, hasilnya akan berbeda. Kalau kita membuat porsi kerja lebih besar daripada porsi doa, porsi kerja lebih banyak daripada peperangan rohani, itu akan menjadi masalah. Seberapapun engkau berusaha memberi yang terbaik, kalau bukan Tuhan yang membereskan, semuanya juga akan sia-sia.
Kenapa harus pakai jubah? Itu sebagai tanda kita siap, kita menghargai Tuhan, karena di Alktab pun dikatakan yang tidak pakai baju pesta disuruh keluar. Engkau tidak akan bisa mengalami mujizat kalau engkau tidak memiliki hati yang lemah lembut (bukan lemah gemulai). Apa itu lemah lembut?
1. Mudah dididik, artinya sangat mudah untuk berubah seperti yang Tuhan mau.
2. Mudah adaptasi, tapi bukan seperti bunglom, jika bertemu yang merah, langsung jadi merah. Adaptasi adalah menjadi garam dan terang. Makanan seperti apapun ketika tanpa garam itu tidak enak, tapi kalau ada garam pasti menjadi enak, dan seperti itulah adaptasi.
3. Kemampuan menyerap. Contohnya ketika ada gelas, dan yang satu diisi batu, lalu kain, dan yang satu lagi busa / spons. Spons bisa menyerap habis! Banyak yang datang ibadah, mendengar khotbah, tapi seperti batu, tidak percaya, harus sesuai prinsipnya dan caranya sendiri, memang mungkin engkau bisa tersentuh oleh Firman sedikit, namun di dalamnya masih keras, masih tidak bisa berubah. Seperti anak sulung, ketika disuruh, iya, tapi tidak melakukan. Ada yang seperti kain, dibatas-batasi, apa yang sesuai dengannya saja yang diserap, ada yang ditolak, menyerap sebagian saja, tapi ada yang seperti spons, menyerap semuanya hingga ke dalam sel-selnya.
Orange itu berbicara tentang matahari. Tanaman tidak bisa menghasilkan oksigen tanpa matahari. Matahari itu menghasilkan keajaiban! Buat hatimu lemah lembut dan mengarah pada matahari, maka engkau akan melihat keajaiban.
Hujan awal dan hujan akhir. Hujan awal dimulai dari warna merah yaitu darah Yesus, dan akhirnya adalah Kingdom, Kerajaan Tuhan harus ditegakkan di keluarga dan di bangsa kita! Ketika itu dicampur, maka akan timbul warna magenta. Tidak ada satupun yang boleh mencuri kemuliaan itu, harus seperti emas murni, yang menyinarkan kemuliaan Tuhan, bukan kita.
Yoel 2:23
23: Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.
Ada 2 hujan, hujan awal itu sebenarnya dimulai bulan-bulan Oktober, November, dan hujan akhir itu dimulainya Maret, hingga Juli. Hujan awal itu membuat tanah menjari gembur, lembut, dan enak untuk ditanam. Hujan akhir itu membuat semua tanaman itu menjadi besar dan siap dituai. Jika berbicara mengenai hujan awal, itu berbicara mengenai seberapa kita punya hati yang lembut, siap ditanam? Ada yang tanah hatinya seperti tanah yang keras di jalan, berbatu-batu, semak duri, ada yang subur. Setelah itu, tanah itu juga akan dibajak.
Ada yang memulai dengan Roh, tapi akhirnya menggunakan kekuatan daging. Banyak yang terlalu menggampangkan segala sesuatu, membuat segala sesuatunya sudah biasa dan seperti kebiasaan, menganggap enteng berkat Tuhan, dll. Uza juga sudah terlalu biasa, lalu mereka membawa tabut juga sudah dengan sangat biasa, tanpa bertanya lagi kepada Tuhan, tanpa takut dan gentar akan Tuhan. Ada yang pada awalnya untuk menari saja puasa, ingin yang terbaik, tanya Tuhan dulu jubahnya bagaimana, tapi ada yang sudah tidak tanya Tuhan lagi, dll. Ketika Uza disambar, Daud justru takut dan marah kepada Tuhan.
Hujan awal itu untuk membajak hati kita, dan seberapa siap hati kita untuk dibajak? Tanah itu perlu dibajak! Biar setiap kita hatinya lembut ketika dibajak oleh Tuhan! Tapi ingat, jangan marah ketika dibajak! Karena hanya dengan dibajak kita bisa berbuah banyak. Bersyukurlah kalau kita dibajak Tuhan.
Setelah hujan awal, yang disiapkan adalah hujan akhir, dan apa yang diperlukan? Kemampuan untuk menyerap. Kalau engkau tidak bisa menyerap, ya percuma, tapi kalau engkau bisa menyerap, itu bisa membuat tanaman itu cepat tumbuh dan berbuah. Ada yang awalnya ketika ingin datang beribadah, dari beberapa jam sebelumnya sudah mempersiapkan diri, sudah sangat ingin menanti-nantikan ibadah, tapi bagaimana dengan sekarang? Seringkali tanpa sadar kita kehilangan kemampuan menyerap, karena kita menjadi terlalu biasa dengna semuanya, kerinduan kita berkurang dan terus berkurang. Yang lebih ngeri lagi, kemampuan menyerap kita hilang karena kita kenyang. Alkitab berbicara orang kenyang menginjak-injak madu. Alkitab juga berbicara berbahagialah yang haus dan lapar akan Firman, karena mereka akan dikenyangkan. Kenapa bisa kenyang? Merasa sudah tahu, sudah oke, dan ini bahaya besar! Ketika engkau merasa sudah baik, sudah bisa, itu bahaya besar!
Coba cek hatimu hari-hari ini. Hujan awal dan hujan akhir harus dimulai dari hidupmu sendiri, bukan dari orang lain. Kalau engkau nanti ke Semarang tanpa kerinduan yang besar, engkau tidak akan mendapatkan apapun!
Hujan awal dan hujan akhir itu berbicara mengenai menggabungkan 2 hal, menggabungkan yang awal dan yang akhir. Yang awal semua dasarnya adalah Firman. Jika kita lihat Abraham, sebagaimana kita bisa belajar imannya, ketaatannya, bagaimana dia meletakkan anaknya yang dikasihi, dan itu hujan awal. Hujan akhir berbicara mengenai hari-hari ini, hal yang ajaib yang kita lihat, misalnya ada yang di Wales, ada seorang anak yang setiap hari terus membaca Firman, perkatakan Firman, setiap hari berjam-jam berdoa menangis di jalan, selalu berdoa semalaman, dll, dan akhirnya satu kota tiba-tiba mendapatkan penglihatan mengenai surga dan neraka hingga akhirnya satu kota mengalami pertobatan. Abraham mempersembahkan ketaatan, kenyamanannya. Abraham tidak membuat rumah sekalipun dia punya bahannya.
Gabungkan hujan awal dan hujan akhir, dan kita akan lihat bagaimana dahsyatnya. Daud adalah hujan awal mengenai pujian. Setiap hari Daud memiliki jam menyembah itu 7x dalam sehari. Kita bisa melihat bagaimana cintanya mengenai musik, bahkan dia mengumpulkan semua alat musik dari seluruh dunia dan dia taruh di kemahnya, serta menyuruh anak buahnya mempelajari alat-alat musik tersebut dan membuat paduan suara hingga 3 oktaf dan dibagi dalam 7 golongan. Pada akhir zaman, pada masa-masa awal kita bisa lihat Don Moen, ketika dia menyanyi, semua orang menangis bertemu Tuhan, yang sakit sembuh, yang duduk di kursi roda tanpa disentuh langsung sembuh, anak autis sembuh, dll.
Hari ini, hujan awal dan hujan akhir itu disodorkan kepada kita. Ada urapan Elia yang dia berkata jika aku hamba Tuhan, api turun. Ada yang namanya berlian, hujan emas, gigi bolong menjadi gigi emas, tanah didoakan dan diperkatakan hingga mengeluarkan minyak. Hujan awal dan hujan akhir adalah ketika keduanya digabungkan, dan engkau bisa bayangkan betapa dahsyat dan ajaibnya semua hal itu! Banyak yang menemukan mengenai apa yang di dunia ini adalah anak Tuhan, dan itu hujan awal. Seberapa engkau mau mempelajari semuanya dan merindukan semuanya?
Hujan awal itu juga seperti di Amos, ketika dia menabur, dia langsung menuai juga.
By: Ev. Daniel Krestianto
Hari ini, biar kita benar-benar merendahkan diri. Coba lihat, ketika kita dikoreksi, apakah kita marah? Kalau kita marah, tersinggung, hati-hati, artinya kita sudah kehilangan kasih yang mula-mula, sudah kehilangan hati yang gembur, kehilangan hati yang siap untuk dibajak. Ada yang tidak merindukan pelayanan karena sudah menganggap biasa, bahkan tidak menghargai jubah. Kadang kita berdoa sepertinya untuk mencari Tuhan, tapi banyak yang sebenarnya bukan karena ingin menyenangkan Tuhan, tapi karena takut dikoreksi, takut dilihat jelek. Mari kembali kepada sesuatu yang benar. Hujan awal dan hujan akhir disatukan.
Banyak yang untuk membuat jubah pun perlu untuk bekerja, cari uang, dll, tapi engkau harus lihat hari ini, jubah tersebut akan menjadi sangat berharga dibandingkan dengan jubah yang bisa didapatkan orang dengan mudah, dan sesungguhnya engkau harus berbahagia, sekalipun mungkin orang tuamu atau siapapun tidak ada yang membantu, bahkan mencela engkau mengenai hal ini. Sampai engkau bisa membuat jubah itu dengan keringatmu sendiri, dengan hasil kerjamu sendiri, itu adalah jubah pengorbanan, dan itu akan mendapat nilai lebih dari Tuhan karena didapatkan dari perjuangan yang sangat. Bagi orang-orang yang membatasi, menghalangi hal itu, bertobat!
Banyak yang menganggap remeh pelayanan, hidup tidak kudus namun berani pelayanan, karena engkau menganggap Tuhan tidak lihat, Tuhan pasti mengampuni, dan pemimpinmu tidak melihatnya. Tapi, akan ada harga yang harus engkau bayar, mungkin ada yang dikumpulkan hingga cawan itu penuh dan akhirnya engkau menikmati hasil dari dosamu. Kalau ada yang meremehkan pelayanan, meremehkan untuk bertemu dengan Tuhan, bertobat! Jangan main-main, karena ini adalah Bait Tuhan!
Uza semenjak remaja sudah memelihara tabut Tuhan, tapi ketika dia menjamah karena punya perasaan sudah biasa, kurang menghargai tabut, langsung api itu menyambar. Apa bedanya dengan kita melayani Tuhan, dan kita tidak mempersiapkan hati, tidak mempersiapkan diri, kita menganggap semuanya biasa dan itu di hadapan Tuhan sama saja seperti Uza.
Miliki hati yang lembut, hati yang siap untuk dikoreksi. dan tidak marah untuk dikoreksi. Banyak yang ketika dikoreksi maah marah, tersinggung, engkau merasa engkau sudah berkorban, sudah dipuji oleh hamba Tuhan, dan ketika engkau dikoreksi, engkau marah. Bertobat! Untuk apa engkau bawa api asing? Tuhan tidak suka itu!
Mari kita bertobat! Hujan awal dan hujan akhir biar sunggu-sungguh terjadi! Power, urapan, itu akan bersatu, dan akan Tuhan buat sesuatu yang besar. Seringkali yang menghambat Tuhan bekerja itu adalah cara berpikir kita, oleh karena itu lepaskan cara berpikirmu sendiri! Baik dari pengalaman, pelajaran, teori, dll. Seringkali kita tidak sadar kalau kita membatasi Tuhan dengan cara berpikir kita, padahal di atas semua itu ada Tuhan di atas semua pikiran kita. Manusia terbatas, tapi Tuhan tidak terbatas. Kalau engkau berkata tidak mungkin, ya tidak akan terjadi apa-apa. Memang tidak ada jalan, tapi Tuhan bisa buat jalan baru! Jangan batasi Tuhan dengan pikiran kita, berkata positif, selalu berkata kalau semuanya bisa, dan itu yang akan terjadi! Yang tidak ada pun jadi ada, yang tidak mungkin pun akan jadi mungkin!
- ALL BY HIS GRACE – TO GOD BE THE GLORY -
- HIS KINGDOM BE ESTABLISHED IN ALL NATIONS -
Hineni by His Grace
Saturday, November 29, 2014
(Ev. Iin Tjipto)SEMINAR KARAKTER (1)- AOC BANDUNG
10:11 AM
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Tanggapan:
Post a Comment